Konon pada.zaman dahulu ada sepasang pengembara dari daerah Dieng, mereka berjalan menuju arah barat menyusuri aliran Sungai. Mereka  bertapa dari dalam Gua yang sangat dalam dan kering. Jarang sekali Orang  yang masuk Gua itu bisa bertahan hidup, tetapi tidaklah demikian keadaannya bagi sepasang pertapa tersebut. Dengan kehendak Dewa-dewa (Allah) mereka selama bertapa dalam Gua itu mendapatkan aji-aji (jimat, bahasa~ Jawa) berupa baju Antrakusuma dan Teken bagi pertapa putera tumbak Kyai Wilis dan Lampu bagi per­tapa puteri.

Karena mereka bisa selamat didalam Gua ter­sebut maka Gua tersebut diberi nama Gua Si Rahayu. Disamping jimat berupa pusaka-pusaka Juga mereka mendapat kan pakaian-pakaian. Pertapa pria mendapatkan pakaian berupa sehelai Kain Latar Ireng, Sikep Kupluk blangkon, dan Sehelai Ikat Wulung serta Benik Emas. Pertapa puteri mendapatkan pakaian berupa jarit parang rusak, kebayak gadhungan dan ciutan bathik canting kalung soca emas. Pakaian-pakaian tersebut menjadi pali bagi rakyat dimana pertapa menetap sampai tutup usia. Keampuhan-keampuhan Jimat dan pakaian pertapa tersebut kami ceriterakan bersama pengembaraan mereka. Mereka bertapa di Gua Si Rahayu dengan maksud ingin mendapatkan kehidupan yang mulia dunia akhirat. Itulah sebab­ nya mereka menekung puja pasrah menyerah kepada Ryang Akaryo Jagat di dalam Gua yang sepi dan lengang.

Mereka merasa yakin bahwa dirinya dikodratkan tidak biaa mendapatkan anak karena keadaannya. Mereka sadar dan ikhlas akan nasib dirinya, itulah yang mendorong sepasang pertapa untuk banyak-banyak berbuat kebajikan di muka bumi ini. Mereka menjadi manusia yang sangat sabar ,taat, adil dan jujur , suka menolong, ramah, penuh pe­ngabdian, cinta tanah air dan bangsa, sepi ing pamrih, ikhlas ing paweweh ( suka berdana ). Menangis kepada Sang Pencipta, tidak putus asa, sederhana hidupnya .......

( Berikut kami lampirkan sejarah lengkap Desa Pandansari Kec. Kejobong Kabupaten Purbalingga)

https://drive.google.com/file/d/1j4HyELexVPqwOTXdv-kk7q-976euKwGg/view?usp=sharing